Selasa, 09 Desember 2008

Analytical Auditing and Risk Analysis in Government

Subyek dari “risk assessment” dan “analytical auditing” merupakan perkembangan yang penting akhir-akhir ini dalam area auditing. Namun mereka juga merupakan subyek yang penting bagi fungsi manajemen keuangan pemerintahan secara umum. Dalam era terbatasnya perhatian yang bisa diberikan, adalah perlu untuk mengarahkan langsung perhatian kepada aspek-aspek operasi dimana terjadinya insiden-insiden yang tidak diharapkan paling sering. Pondasi dari dua perkembangan ini adalah marilah kita arahkan perhatian kepada area-area yang paling besar mendapatkan kejadian dan dimana terdapat permasalahan-permasalahan yang serius.

Analytical Auditing
Dari terminologi analitis, analytical auditing adalah melakukan perbandingan-perbandingan atas bermacam-macam aspek dari operasi/kegiatan untuk menentukan hubungan timbal balik mereka dengan indikator-indikator keuangan dan operasional lainnya, dan untuk menemukan apakah hubungan-hubungan ini normal atau tidak biasa, dan jika tidak biasa, ini mungkin menunjukkan indikasi apa. Indikasi-indikasi ini dapat menyenangkan atau tidak menyenangkan, apapun kasusnya adalah penting bahwa kita memahami mereka. Jika yang pertama adalah baik; bagaimana dapat situasi tersebut dikembangkan? Jika yang selanjutnya, tidak menyenangkan. Bagaimana dapat situasi ini dipecahkan kembali sehingga menghilangkan akibat yang berdampak buruk pada operasi.


Definisi teknis dari analytical auditing dapat berupa penentuan bukti-bukti yang diambil dari hubungan timbal balik diantara data keuangan dan non keuangan. Prosesnya memiliki beberapa kesamaan sehingga mereka tampaknya menyediakan identifikasi deskriptif lainnya. Mereka juga biasa disebut:
- Analytical reviews,
- Performance indicator reviews,
- Auditing by exception, or
- Auditing by comparison.
Prosesnya seringkali disebut “smell test”, menunjukkan bahwa sesuatu adalah salah-yaitu tidak berbau benar. Juga, harus dipahami bahwa indikasi-indikasi ini merupakan apa yang disebut “soft evidence”. Maka ini tampaknya menjadi masalah, karena bukti-bukti subyektif dan terbuka atas interprestasi. Hasilnya tidak menunjukkan suatu tanda dari suatu masalah yang khusus.

Keuntungan dari prosedur analitis.
Beberapa keuntungan dari prosedur analitis adalah:
1. Time saving, prosedur mengijinkan perhatian langsung diarahkan kepada tempat-tempat dimana terdapat indikasi-indikasi hubungan yang tidak biasa. Tempat-tempat dimana hasil analisis menunjukkan hubungan yang normal diabaikan. Disini kata normal didefinisikan sebagai sesuai dengan standar atau hubungan yang biasa.
2. Objective, pendekatan ini lebih obyektif dalam menentukan kebutuhan bukti.
3. Understanding, memberikan pengertian yang lebih baik atas faktor-faktor kunci dan hubungan operasional.
4. Documentation, menyediakan dokumentasi yang lebih baik dalam proses pengambilan keputusan.
5. Productivity, ketika komputer digunakan dalam proses analitis, produktivitas meningkat dalam menentukan area-area dimana perhatian harus diarahkan.
6. Creativity, metoda menuntut kreativitas dalam pelaksanaan-penemuan situasi-situasi dimana temuan-temuan mungkin memeperlihatkan area-area yang berpotensi menarik
7. Efficient, menghindarkan perhatian diarahkan pada tempat dan aspek dari operasi yang berdasarkan hasil investigasi hanya menunjukkan hubungan yang normal.

Substansi analitis
Analisis diperoleh melalui perbandingan-perbandingan-antara data finansial dengan data finansial lainnya, data finansial dengan data non finansial, dan bermacam jenis informasi non keuangan dengan lainnya. Apa yang analis cari adalah perbedaan-perbedaan dalam hubungan timbal balik yang tidak diharapkan atau tidak adanya perbedaan-perbedaan yang diharapkan. Ketika terdapat hubungan timbal balik yang tidak biasa, pertanyaannya adalah menentukan penyebab dari situasi yang tidak biasa ini. Penyebab-penyebab potensi bisa jadi:
- Errors in recording or assembling data.
- Irregularities.
- Illegal activities.
- Unusual events or transaction.
- Changes in methods of accounting.
- Changes in procedures.
- Changes in technology applied to the operation.
- Changes in organizational structures.
Mungkin ada lebih banyak lagi penyebab, namun yang disebutkan diatas merupakan penyebab mayoritas adanya perbedaan. Adalah wajar adanya perbedaan-perbedaan, namun investigasi harus dilakukan manakala penyebab tidak dapat diindetifikasi sebagai penyimpangan yang dapat dijelaskan secara normal atau biasa.

Prosedur analitis
Prosedur analitis terdiri dari dua seri, pertama, perbandingan-perbandingan spesifik yang dapat dilakukan, kedua, beberapa teknik yang dapat digunakan.
Beberapa perbandingan adalah:
- Informasi periode sekarang dengan periode sebelumnya.
- Perbandingan antara informasi periode sekarang dengan anggaran atau forecasts.
- Perbandingan-perbandingan informasi keuangan seperti, hutang ragu-ragu dibanding dengan pendapatan; pengeluaran-pengeluaran gaji dibanding daftar gaji atau jumlah pegawai; bahan mentah yang digunakan dibanding dengan produksi; dan pengeluaran bunga dikaitkan dengan hutang yang ada.
- Perbandingan-perbandingan antara informasi operasional dengan standar industri; dan kompetitor atau organisasi sejenis (jika tersedia).
Teknik yang biasa digunakan adalah:
- Perbandingan dua titik baik dalam satuan uang atau persentase dalam organisasi yang sama pada waktu yang berbeda atau untuk waktu periode yang sama dalam rangka mengindentifikasi perbedaan-perbedaan yang ada.
- Trend analysis dalam rangka menyediakan penjelasan-penjelasan atas kecenderungan atau situasi-situasi dimana tidak terdapat perbedaan-perbedaan tapi faktor-faktor penyebab yang biasa akan mempengaruhi sehingga seharusnya ada perbedaan-perbedaan.
- Ratio analysis untuk membandingkan hubungan timbal balik diantara financial statements pada titik-titik waktu yang berbeda. Analisis ini dapat dalam bentuk dua jenis: common size statements dimana item-item yang akan dibandingkan diubah dulu menjadi persentase dari satuan umum saldo agregat, atau; financial ratios dimana item-item diubah menjadi persentase dari faktor yang dikendalikan seperti total revenue dikaitkan dengan biaya-biaya atau pengeluaran (dengan asumsi akuntansi akrual atau sesuatu yang mirip digunakan).
- Regression analysis merupakan studi atas hubungan timbal balik antara dua atau lebih variabel, salah satunya disebut variabel bebas, dan lainnya variabel tidak bebas. Contohnya laporan kriminal dibandingkan dengan besarnya satuan polisi. Masing-masing statistik akan diplotkan pada grafik yang disebut scatter diagram dan trend line yang digambar untuk mencocokkan diantara macam-macam titik.
- Least squares method adalah sama dengan regression analysis namun metode ini merubah prosedur menjadi formula aljabar, yang menghasilkan trend line yang lebih mendekati.

Proses analitisProses analitis sering digunakan dalam kegiatan auditing. Ia juga merupakan kegiatan yang biasa terkait dengan manajemen keuangan dalam pemerintahan. Proses ini dapat berlangsung secara otomatis dengan menggunakan program komputer, pada bermacam-macam lingkungan operasional yang sensitif sehingga harus terus menerus direviu. Program komputer berisi standar-standar atau penyesuaian-penyesuaian sehingga setiap kali memproses perhitungan laporan keuangan, semua jumlah yang melebihi dari persentase tertentu dari total atau persentase standar, atau melebihi persentase pengukuran yang sama pada waktu sebelumnya disorot. Teknik ini disebut bio-difference basis, dapat segera-dalam periode proses tutup buku-meminta perhatian dari pembaca terhadap area yang perlu diinvestigasi.
Metode kedua melakukan identifikasi atas area-area yang sensitif dan secara periodik dengan basis reguler dianalisis untuk menentukan apakah terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak dapat dijelaskan yang perlu diinvestigasi dan dianalisis.
Metode ketiga adalah melakukan reviu ad hoc atas laporan keuangan dan operasional yang mengandung statistik operasional untuk menentukan kewajaran relatif dari isi area-area yang sensitif tersebut.
Mendasari dari semua metode-metode ini adalah penetapan oleh petugas yang diakui atas standar-standar yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk analisis laporan keuangan dan operasional. Standar-standar dapat juga diperoleh dari kelompok-kelompok pemerhati pemerintahan yang khusus dalam mempublikasikan hasil-hasil dari kegiatan operasional pemerintahan. Contohnya adalah kriteria kinerja yang disediakan oleh USA Governmental Accounting Standards Board.

Penggunaan standar-standar
Penggunaan standar atau data normatif mengasumsikan penggunaan dari faktor varian-varian yang dapat diterima atau perbedaan yang dapat ditoleransi. Faktor yang dapat ditoleransi ini dapat diidentifikasi sebagai persentase atau jumlah yang tetap. Faktor-faktor ini akan dipengaruhi oleh jenis dari item yang sedang diukur. Misalnya, aktivitas-aktivitas yang rentan dicurangi dan dicuri akan memiliki bias toleransi nol. Aktivitas-aktivitas dengan biaya-biaya individual atau nilai rendah akan tidak mendapatkan perhatian yang penuh, ketimbang aktivitas dimana hasil analisis akan menyebabkan dilakukan investigasi atau analisis.
Standar harus mengindetifikasikan asumsi-asumsi yang mendasarinya begitu pula keterbatasan dan ketidakpastian terkait penggunaannya. Standar juga harus secara periodik direviu dan diperbaharui.

Penilaian Resiko
Resiko adalah suatu kemungkinan kejadian atau aktivitas yang terjadi yang akan merugikan suatu organisasi, atau akan menghalangi kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran.

Lawan yang tepat dari resiko adalah pengendalian dan baik pada pemerintahan maupun kalangan bisnis, ada keseimbangan ideal antara resiko dan pengendalian yang akan memberikan keuntungan pada organisasi.Jadi konsep untuk menghilangkan seluruh resiko adalah pilihan yang tidak masuk akal, karena akan membutuhkan biaya pengendalian yang sangat tinggi, dan faktanya beberapa resiko diinginkan untuk menjaga operasi tetap menguntungkan, karena resiko tersebut dapat mendorong terjadinya operasi yang menguntungkan.

The Institute of Internal Auditors memberikan pernyataan pada Standar-Standar Audit Internal nomor 9 tanggal 9 Desember 1991 yang mengidentifikasi satu serial dari hasil (akibat) yang tidak dapat diterima yang dapat berasal dari keadaan-keadaan yang beresiko, sebagai berikut :
1. Keputusan yang salah dari informasi yang tidak benar
2. Catatan yang salah, pembukuan yang lemah, kemungkinan kecurangan dan terjadinya kerugian keuangan
3. Pengamanan aset yang tidak memadai
4. Hubungan pelanggan dan publik yang bermusuhan
5. Kegagalan dalam mengikuti kebijakan, perencanaan, tata cara hukum dan peraturan yang telah ditetapkan.
6. Tidak efisien
7. Kegagalan menyelesaikan tujuan dan sasaran

Derajat tingkat resiko yang bisa diterima ditentukan oleh manajemen. Namun, tampaknya hampir semua hal yang dilakukan organisasi memerlukan beberapa derajat tingkat resiko. Resiko-resiko ini atau faktor resiko, akan didiskusikan selanjutnya.
Tiga pembagian wilayah resiko

Secara umum terdapat tiga wilayah resiko yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah.Tiga wilayah tersebut adalah :
1. Resiko melekat (inherent risk), dimana resiko itu melekat pada sebuah kegiatan, terlepas dari ada tidaknya prosedur pengendalian yang mungkin diterapkan. Beberapa contoh adalah resiko dari tidak terbayarnya piutung ataupun penggelapan uang, atau keusangan dari peralatan teknologi tinggi seperti komputer.
2. Resiko pengendalian, resiko dimana prosedur pengendalian yang ditetapkan untuk mengendalikan resiko melekat tidak berfungsi sesuai yang diharapkan.
3. Resiko deteksi, resiko dimana auditor atau pemeriksa tidak akan menemukan hasil yang kurang baik disebabkan oleh aktivitas yang berresiko.

Dimana melihat resiko
The Institute of Internal Auditors pada pernyataan sebelumnya mengidentifikasi satu serial wilayah yang dapat dijadikan sebagai target utama untuk menemukan faktor-faktor resiko.
• kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur dan praktek-praktek
• harga, laba, dan investasi pokok
• keseimbangan rekening dengan buku secara rinci
• sistim informasi ( manual dan komputerisasi)
• kontrak utama dan program-program
• kesatuan organisasi
• berfungsi seperti pembelian, keuangan, akuntansi dan sumber daya manusia
• sistem transaksi untuk aktivitas seperti pembelian, persediaan, distribusi, pembiayaan, dana taktis, daftar gaji dan barang-barang modal.
• laporan keuangan
• hukum dan peraturan-peraturan

Tampaknya semua wilayah ini menyatakan hampir keseluruhan aktivitas pemerintah. Dapat dikatakan bahwa keseluruhan aktivitas bidang pemerintahan adalah layak untuk analisis risiko atau penilaian aktivitas.

Resiko dan pengendalian-pengendaliannya

Resiko adalah suatu hasil dari efektivitas pengendalian yang telah dibentuk oleh manajemen yang mana merupakan suatu karakteristik yang hakiki dari suatu fungsi. Di mana pengendalian yang efektif, hasilnya adalah dapat mengurangi resiko dari suatu kejadian yang dapat merusak organisasi. Resiko akan muncul pada semua organisasi. Tingkat pengendalian resiko mempertimbangkan dua faktor/aspek, yaitu : pentingnya keterbukaan resiko dan dampak dari mengambil resiko pada suatu organisasi. Dua aspek tersebut adalah secara umum dapat dijadikan dasar dalam pengendalian resiko, namun tidaklah selalu terukur pada suatu transaksi keuangan. Sebagai contoh dari faktor tersebut adalah :
1. resiko dari perihal pemeriksaan yang detail pada suatu penyakit/kondisi medis belum dilakukan karena kurang terlatihnya personil medis.
2. suatu situasi di mana resiko adalah anak-anak tidak dilengkapi dengan pendidikan yang cukup dikarenakan gaji rendah pada para guru

Faktor-faktor resiko (kriteria)

Faktor resiko adalah aktivitas yang spesifik yang bisa menghasilkan permasalahan potensial pada suatu organisasi. Berikut contoh-contohnya:

• Jumlah transaksi
• Nilai transaksi, yang merupakan dampak pada laporan keuangan
• Kualitas pada pengendalian internal
• Kualitas manajemen
• Dampak pada pengambilan keputusan
• Sistem yang komplek
• Penjualan aset
• Etika
• Tekanan manajemen dalam menentukan tujuan
• Kemampuan personil
• Kondisi keuangan
• Persaingan
• Dampak pelanggan dan pemasok
• Dampak dari peraturan pemerintah
• Penyebaran geografis
• Perubahan dan kondisi teknologi
• Perubahan organisasi dan
• Kejadian audit sebelumnya

Proses penilaian resiko
Tujuan dari penilaian resiko adalah untuk menentukan potensi kerusakan, bahwa permasalahan dihubungkan dengan fungsi dari suatu faktor yang spesifik. Kerusakan dihubungkan dengan dua aspek, yaitu : kemungkinan; dan dampak. Penilaian harus dapat menentukan kemungkinan dari suatu masalah yang terjadi dan dukungan berapa banyak kerusakan organisasi.
1. Seperti kemungkinan: auditor perlu menganalisa fungsi untuk menentukan:
• berbagai dampak kerusakan yang terjadi
• mengapa dampak terjadi
• bagaimana dampak terjadi
• kondisi-kondisi yang menimbulkan dampak
• penyebab utama dari kondisi-kondisi yang memicu terjadinya dampak
• situasi yang dapat mengurangi efek dari dampak
• mengendalikan itu dapat: menduga dampak yang akan terjadi, atau mencegah agar tidak terjadi dampak.

Berdasarkan pernyataan diatas, analis dapat menduga kemungkinan dampak yang terjadi pada suatu organisasi. Dengan nilai/skala : 1-5 atau 1-10 atau nilai/skala sederhana yang dapat digunakan seperti rendah, sedang, dan tinggi.

2. Seperti dampak,derajat tingkat kerusakan: auditor perlu menganalisa dampak untuk menentukan :
• efek dari adanya : pengendalian, keadaan terpaksa yang ringan, atau kondisi-kondisi bebas
• jumlah kerusakan yang dihasilkan
• Pengendalian masukan yang dapat dicegah
• kondisi-kondisi yang dapat memperbaiki efek dari kerusakan, dan
• kondisi-kondisi yang dapat mengurangi kekuatan dampak atau besarnya kerusakan

Perkiraan menyangkut besarnya dampak dapat diuraikan dalam ketentuan moneter, jika dampak dihubungkan dengan capaian dari suatu fungsi bidang pemerintahan sebagai keuntungan, sebagai contoh, dalam persen.
Hal itu telah menjadi kebijaksanaan konvensional berupa besarnya nilai yang harus diberikan, masing-masing dua unsur, kemungkinan dan dampak. Analisa secara garis besar dapat diukur secara rinci untuk menentukan dua nilai tersebut dan untuk mendukungnya. Teknik ini berdasarkan rekomendasi IIA bahwa:
Suatu proses yang sistematis (harus digunakan) untuk menaksir dan mengintegrasikan penilaian yang profesional pada peristiwa atau kemungkinan kondisi-kondisi yang kurang baik.

IIA yang ditambahkan:
Proses penilaian resiko mempunyai arti mengorganisir dan mengintegrasikan penilaian profesional untuk pengembangan audit rencana kerja.

Pekerjaan analisis ini merupakan suatu proses yang berlanjut oleh karena dinamika yang normal dari kebanyakan aktivitas pemerintah.

Pemahaman yang terkandung dalam karakteristik

Lembaga Akuntan Publik Amerika mempunyai peraturan (dalam AU 316) bahwa karakteristik manajemen dan aktivitas dan industri harus dipertimbangkan dalam proses auditing. Dapat ditambahkan bahwa karakteristik ini harus dievaluasi pada suatu rangkaian sebagai indikator dimana permasalahan resiko tidak terlihat. Sawyer telah mencatat sejumlah karakteristik ini (Sawyer dan Dittenhofer, 1996).

Karakteristik Manajemen

• Keputusan manajemen didominasi oleh individu tunggal.
• Manajemen mempunyai suatu pemikiran yang sangat aktif terhadap pelaporan keuangan
• Pergantian manajemen tinggi
• Manajemen menempatkan penekanan yang keras pada pertemuan yang menghasilkan proyeksi
• Manajemen mempunyai suatu reputasi yang buruk pada masyarakat


Operasi dan karakteristik industri

• Keberadaan ”pendapatan untuk pengeluaran ” hubungannya adalah tidak cukup atau tidak konsisten
• Keberadaan hasil operasi adalah sensitif pada berbagai faktor ekonomi
• Keberadaan posisi yang cenderung menolak atau merosot
• Keberadaan organisasi adalah desentralisasi dimana monitoring aktivitas kurang
• Keberadaan suatu organisasi tidak boleh pindah-pindah

Sawyer menambahkan bahwa, faktor seperti ini tidak harus dipertimbangkan untuk diasingkan tetapi ukuran, kompleksitas dan jenis pemerintah akan mempertinggi atau mengurangi faktor (Sawyer dan Dittenhofer, 1996).

Sebagai catatan untuk diperhatian, sebagai bagian dari proses analisa, auditor atau manajer yang sedang melakukan analisis risiko, harus mempertimbangkan informasi daftar karakteristik sebelumnya/awalnya, yaitu :
• Apakah situasi aktual benar ada?
• Apakah informasi yang didapat lengkap?
• Apakah informasi akurat?
• Apakah nilai-nilai akurat?








Mempertimbangan kendali

Sebagai bagian dari proses analisis resiko, analis perlu mengingat-ingat penetapan dari pengendalian jika mereka tidak aktif lagi. Jika ada pengendalian, analis akan menentukan apakah mereka efektif atau tidak. Pengendalian sering tidak berfungsi. Alasannya adalah:
• Mereka terlalu komplek
• Mereka ketinggalan jaman dan tidak mengiluti perkembangan sekarang
• Mengesampingkan pengendalian
• Sabotase dari karyawan
• Kelesuan karyawan
• Mereka bukanlah organisasi terstruktur untuk bereaksi terhadap resiko

Pengendalian dibuat untuk menguntungkan. Perkiraan harus dibuat, dan terdapat beberapa metoda dengan memproyeksikan kerugian resiko yang potensial. Biaya-Biaya yang diperkirakan untuk menjaga resiko perlu membawa suatu hubungan yang baik. Sebagai contoh:
• Suatu estimasi (perkiraan) harus memperhatikan dampak kerugian pada laporan keuangan
• Suatu perkiraan harus berhubungan pada frekuensi kejadian
• Suatu rumusan aljabar harus dikembangkan untuk menentukan batas pengendalian harga

Ukuran pengambilan resiko pada pemerintah

Proses pengukuran yang lebih spesifik, didahului oleh suatu pertimbangan dari pentingnya atau potensialnya hasil terhadap resiko, diuraikan di bawah ini.

Pentingnya :dalam rangka menentukan pentingnya resiko adalah diperlukan untuk mengkonversi hasil dengan resiko ke dalam suatu karakteristik yang terukur dan terbatas. Langkah-langkah yang harus diperhatikan :
1. Bisa membawa dampak ketidakpercayaan pada pemerintah. Bisa mengakibatkan hilangnya kredibilitas.
2. Pengaruh keterkaitan reputasi yang kuat pada pemerintah seperti operasi atau stabilitas keuangan
3. Melakukan pendekatan terhadap keraguan kemampuan/wewenang pemerintah
4. Bisa mempunyai suatu pengaruh politis pada pemerintah atau status reputasi
5. Bisa menyebabkan terjadinya pertanyaan perihal operasional atau akuntansi atau laporan keuangan.

Dampak: aspek pengukuran kedua adalah dampak dari hasil tersebut. Di dalam pemerintahan ini bisa terjadi hasil yang kecil pada pemerintahan yang besar dapat membinasakan pemerintah yang kecil. Hal tersebut menunjukkan potensi kerusakan, seperti :
1. Pembinasaan; bisa menyebabkan pemerintah untuk menghadapi kebangkrutan atau bisa mengakibatkan hilangnya kehidupan atau kerusakan properti.
2. Bisa menyebabkan kebingungan masalah keuangan, tetapi dapat dipulihkan; bisa menyebabkan beberapa kerusakan properti dan hanya berdampak pada fisik orang-orang terbatas.
3. Bisa mengakibatkan kondisi keuangan yang hanya memerlukan tindakan legislatif untuk mengganti kerugian; bisa menyebabkan kegelisahan orang-orang tertentu.
4. Bisa mengakibatkan pembatasan beberapa program tetapi dapat dipulihkan dalam jangka pendek
5. Dampak yang memalukan terhadap alat pembayaran atau orang.

Kemungkinan: unsur pengukuran yang ketiga adalah untuk menentukan kemungkinan dari hasil. Ini harus mempertimbangkan pengendalian kondisi netral. Sangat jelas karena apabila pengendalian ketat, kemungkinan harus minimal. Kita sedang mempertimbangkan kemungkinan yang hakiki dari hasil pengendalian lingkungan secara bebas, yaitu terdapat 5 point :
1. sangat mungkin: hasil sedang mencoba, operasi sederhana, jarak penglihatan dekat, perkerjaan sulit, penghargaan besar.
2. sungguh mungkin: hasil sedang mencoba, operasi sederhana; bagaimanapun ada beberapa jarak penglihatan dan merupakan suatu jejak audit. Penghargaan tertentu lebih sedikit.
3. mungkin: hasil sedang mencoba, bagaimanapun kebebasan penemuan tertentu lebih sedikit. Penghargaan diragukan.
4. sedikit mungkin: beberapa godaan ada di sana tetapi penemuan bisa jadilah suatu kemungkinan. Penghargaan adalah
5. Tidak mungkin: aspek yang kurang baik, berbagai hal akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Tidak ada penghargaan

Pengendalian resiko

Resiko dapat diperbaiki oleh pengendalian yang efektif. Pentingnya evaluasi pengendalian sebagai hubungan resiko yang dimodifikasi dengan kepentingan. Faktor kendali mempunyai dua variabel :
1. hasil yang hakiki dari fungsi kendali pada masing-masing unsur resiko, yaitu efektivitas;dan
2. tingkatan implementasi dari pengendalian. Kombinasi menjadi derajat tingkat pengendalian resiko


Tabel 1
Wilayah: Pajak yang diterima
Sub Area : Kumpulan kegiatan
Unsur Pengendalian Efektif Pelaksanaan Nilai
1. Daftar terbaru umur komputer 2 1 2
2. Proses laporan keuangan 3 1 3
3. Review proses 3 2 6
4. Persiapan kumpulan daftar 4 1 4
5. Persiapan kumpulan hak gadai 2 1 2
6. Review aktifitas yang merupakan hak gadai 3 3 9
7. Membayar cadangan ”pajak rekening/tg-jawab” yang belum ditagih dan review 3 2 6
8. Pajak asset yang dianggap sebagai kerugian dimasukkan ke dalam penerimaan 5 1 5

Total Nilai 37
Rata-rata (37/8) 4,625

Pada tabel diatas tercantum daftar berbagai unsur-unsur dari proses pengawasan dan kemudian index pengukuran variabel yang berkenaan dengan keduanya. Unsur-Unsur dapat dipecah ke dalam sub unsur-unsur untuk ketegasan. Dua variabel tersebut dibawah ini :

1. Efektivitas
• sepenuhnya efektif 90%-100%
• efektif layak 60-90%
• efektif secara garis besar 40-60%
• hampir tidak efektif kurang dari 20%

2. Implementasi
• dengan keras menerapkan 90%-100%
• diterapkan layak 60-90%
• diterapkan secara garis besar 40-60%
• kadang-kadang diterapkan 20-40%
• sewaktu-waktu diterapkan kurang dari 20%


Suatu contoh dari pengendalain yang digunakan terhadap pengumpulan pajak yang berlaku pada pemerintah ditunjukkan padaTabel 1. Sejumlah 1.00 merupakan suatu aktivitas pengendalian yang sedang terkemuka; sejumlah 8(5 x 5)/8 merupakan manajemen yang harus memperluas dari aktivitas pengendalian serta biaya.

Manajemen pengambilan resiko

Suatu metoda yang rapi untuk pengendalian resiko, tidak harus menghapuskan resiko, terdapat unsur-unsur resiko pada masing-masing manajer. Manajer akan:

1. Mengidentifikasi resiko:

• tindakan apa yang menyebabkan resiko?
• Apa pemicu tindakan tersebut?
• Apa hasilnya?
• Apa tindakan yang dapat mengurangi resiko?
• Bagian-bagian apa dari organisasi yang efektif?bagaimana?
• Bagian resiko apa yang diinginkan?
2. Resiko berisi :
• Mendirikan aktivitas yang akan mengurangi atau menghapuskan resiko, atau
• Mengatur tingkat derjat resiko yang menguntungkan bagi organisasi


3. Mengembangkan rencana darurat:
• Rencana alternatif untuk aktivitas merupakan kepuasan bukan efektif

4. Monitor pengoperasian resiko yang efektif
5. Pada waktu tertentu melaporkan ke manajemen perihal status resiko dari operasi dan manajemen itu.


Kesimpulan

Para manajer keuangan pada pemerintah tidak bisa mereviu semua operasi mereka, maka yang sangat penting bahwa mereka mengembangkan suatu metoda untuk menentukan area dimana mereka perlu mengarahkan perhatian mereka. Juga, mereka tidak bisa menetapkan pengendalian kepada seluruh operasi mereka, jadi mereka seharusnya menemukan dimana resiko terbesar berada dan menetapkan pengendalian yang tepat disana.



Tidak ada komentar: